communicationdomain

Uncertainty Reduction Theory

Posted on: December 18, 2010

by: A.C.S.

 

Ketika dua orang asing atau lebih saling bertemu, muncul ketidakpastian antara mereka berdua. Ketika seorang murid baru masuk di kelas yang baru, munculah ketidakpastian antara murid baru tersebut dengan murid-murid yang lama. Ketidakpastian itu mulai berkurang ketika murid baru tersebut mulai memperkenalkan dirinya dan murid-murid yang lama mulai berkenalan dengan dirinya. Ketika ketidakpastian mulai berkurang munculah prediksi apakah interaksi awal ini akan berkembang menjadi sebuah relasi maupun tidak. Fenomena seperti ini hampir selalu terjadi ketika seseorang berada di tempat yang baru atau bertemu dengan orang yang baru. Fenomena lainnya ketika pegawai baru mulai berkerja di sebuah kantor, ia harus melakukan adaptasi dan bergaul dengan orang lain. Penerapan teori pengurangan ketidakpastian adalah ketika pegawai ini mulai berkenalan dengan orang-orang di kantornya.

 

Deskripsi

Uncertainty Reduction Theory (URT) atau Teori Pengurangan Ketidakpastian adalah sebuah teori  yang di kemukakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese. Teori ini membahas tentang sebuah proses komunikasi pada dua individu yang sebelumnya saling tidak kenal, menjadi kenal sehingga dapat mengurangi ketidak pastian dalam komunikasi, dan kemudian memutuskan untuk melanjutkan komunikasi atau tidak. Dikatakan juga bahwa teori ini berhubungan dengan cara-cara kita mengumpulkan informasi tentang orang lain. Teori ini berhubungan dengan cara-cara individu memantau lingkungan sosial mereka dan menjadi tahu lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan orang lain.

 

Uncertainty reduction theory atau teori pengurangan ketidakpastian, terkadang juga disebut Initial interaction theory. Teori ini diciptakan pada tahun 1975. Berger dan Calabrese yakin bahwa ketika orang -orang asing pertama kali bertemu, mereka mula-mula meningkatkan kemampuan untuk bisa memprediksi dalam usaha untuk mengeluarkan perasaan dari pengalaman komunikasi mereka. Prediksi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memperkirakan pilihan perilaku yang mungkin bisa dipilih dari kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau bagi partner relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk menafsirkan makna dari perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan. Prediksi dan explanation merupakan dua konsep awal dari dua subproses utama pengurangan ketidakpastian (uncertainty reduction).

 

Versi umum dari teori ini menyatakan bahwa ada dua tipe dari ketidakpastian dalam perjumpaan pertama yaitu: Cognitive danbehavioral.

  • Cognitive uncertainty merupakan tingkatan ketidakpastian yang diasosiasikan dengan keyakinan dan sikap.
  • Behavioral uncertainty, dilain pihak berkenaan dengan luasnya perilaku yang dapat diprediksikan dalam situasi yang diberikan.

Selanjutnya Berger dan Calabrese (1975) berpendapat bahwa uncertainty reduction memiliki proses yang proaktif dan retroaktif. Uncertainty reduction yang proaktif yaitu ketika seseorang berpikir tentang pilihan komunikasi sebelum benar-benar terikat dengan orang lain. Uncertainty reduction yang retroaktif terdiri dari usaha-usaha untuk menerangkan perilaku setelah pertemuan itu sendiri.

 

Asumsi

Teori ini dibingkai oleh 7 asumsi yaitu:

  1. 1. People experience uncertainty in interpersonal setting.

Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal.

  1. 2. Uncertainty is an aversive state, generating cognitive stress.

Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif.

  1. 3. When strangers meet, their primary concern is to reduce their  uncertainty or to increase predictability.

Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkan predikbilitas.

  1. 4. Interpersonal Communication is a developmental process that occurs through stages.

Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan-tahapan.

  1. 5. Interpersonal Communication is the primary means of uncertainty reduction. Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian.
  2. 6. The quantity and nature of information that people share change through time. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah seiiring berjalannya waktu.
  3. 7. It is possible to predict people’s behavior in a lawlike fashion.

Sangat mungkin untuk menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti hukum.

Asumsi pertama menjelaskan dalam mengatur interpersonal, orang merasakan ketidakpastian karena adanya perbedaan harapan mengenai kejadian interpersonal. Pada saat ini orang akan merasakan ketidakpastian cemas untuk bertemu orang lain.

Asumsi yang kedua menyarankan bahwa ketidakpastian adalah merupakan keadaan yang tidak mengenakkan. Dengan demikian berada di dalam ketikpstian membutuhkan energi emosional dan psikologis yang tidak sedikit.

Asumsi ketiga ini menjelaskan bahwa ketika orang asing bertemu, maka terdapat dua hal yang penting :

  1. pengurangan ketidakpastian
  2. penambahan prediksi

pencarian informasi biasanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan tujuan untuk memperoleh prediktabilitas.

Asumsi yang keempat menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses yang melibatkan tahapan-tahapan perkembangan. Menurut Berger dan Calabrese terdapat tiga tahapan orang memulai interaksi yaitu :

  1. Entry Phase : Dalam tahap ini biasanya komunikasi hanya meliputi hal-hal umum saja seperti nama, jenis kelamin, usia, status dan hal demographis lainnya. Dalam tahap ini langkah yang ditempuh sebagianbesar bersifat normatif dan dikendalikan oleh aturan-aturan komunikasi.
  2. Personal Phase : Tahap ini komunikasi berlangsung lebih akrab dan berbagi mengenai keyakinan, pendapat, nilai dan lebih banyak data pribadi. Fase ini mulai kurang dibatasi oleh aturan dan norma komunikasi
  3. Exit Phase : Di fase ini umumnya setelah komunikator mendapatkan data-data yang ada dapat memilih untuk melanjutkan komunikasi atau memutuskan untuk menyudahinya

Asumsi kelima menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah alat utama bagi pengurangan ketidakpastian. Di sini komunikasi interpersonal diidentifikasikan sebagai fokus pada URT. Komunikasi interpersonal mensyaratkan beberapa kondisi, beberapa di antaranya adalah kemampuan untuk mendengar, tanda respon nonverbal, dan bahsa yang sama. Menurut Berger (1995) ada sejumlah situasi di mana kondisi prasyarat pertemuan tatap muka ini tidak terpenuhi. Kondisi seperti ini memengaruhi proses pengurangan ketidakpastian dan pengembangan hubungan.

Asumsi keenam ini fokus pada fakta komunikasi interpersonal yang berkembang. URT mempercayai interaksi bermula dari kunci elemen di proses pengembangan.

Asumsi terakhir ini menunjukan tingkah laku orang-orang dapat memprediksi sebuah penampilan. Dalam ontologi cakupan hukum, beramsumsi bahwa perilaku manusia diatur oleh prinsip-prinsip umum yang berfungsi dengan cara seperti hukum.

 

Aksioma

Uncertainty Reduction Theory adalah teori yang dianggap paling benar. Aksioma merupakan jantung dari sebuah teori. Aksioma-aksioma ini disebut juga proposisi oleh peneliti lainnya. Tiap Aksioma menggambarkan hubungan antara ketidakpastian (konsep teoretis sentral) dan satu konsep lainnya. URT mengemukakan adanya tujuh aksioma.

Axiom 1

Given the high level of uncertainty present at the onset of the entry phase, as the amount of verbal communication between strangers increases, the level of uncertainty for each interactant in the relationship decreases. As uncertainty is futher reduced, the amount of verbal communication increases. This asserts an inverse or negative relationship between uncertainty and verbal communication.

Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada permulaan fase awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua asing meningkat, ketidakpastian menurun, jumlah komunikasi verbal meningkat. Hal ini menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negatif antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.

Jika kedua orang asing bertemu dan mereka berbicara lebih banyak dengan satu sama lain, mereka akan menjadi lebih pasti mengenai satu sama lain. Selanjutnya, ketika mereka berusaha untuk mengenal satu sama lain dengan lebih baik, mereka akan berbicara lebih banyak satu sama lain.

Axiom 2

As nonverbal affiliative expressiveness increases, uncertainty levels decrease in an initial interaction situation. In addition, decreases in uncertainty level will cause increases in nonverbal affiliative expressiveness. This is another negative relationship.

Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekspresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negatif.

Ketika dua orang asing bertemu dan saling mengekspresikan diri dengan cara yang nonverbal yang hangat, mereka akan menjadi lebih pasti mengenai satu sama lain, dan ketika mereka melakukan ini, mereka akan meningkatkan afiliasi nonverbal satu dengan yang lainnya. Mereka mungkin akan lebih banyak menggunakan ekspresi wajah, melakukan kontak mata yang lebih lama, atau mungkin saling menyentuh dengan cara bersahabat ketika mereka sudah mulain nyaman.

Axiom 3

High levels of uncertainty cause increases information seeking behavior. As uncertainty levels decline, information-seeking behavior decreases. This axiom sets forth a positive relationship between the two concept.

Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatkan perilaku pencarian informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang positif antara dua konsep tersebut.

Makin sedikit ketidakpastian yang ada, maka makin sedikit pencarian informasi yang dilakukan, begitupun sebaliknya.

Axiom 4

High levels of uncertainty in a relationship cause decreases in the intimacy level of communication content. Low levels of uncertainty produce high levels of intimacy. This axiom poses a negative relationship between uncertainty and levels of intimacy.

Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi. Aksioma ini memperlihatkan hubungan yang negatif antara ketidakpastian dan tingkat keintiman.

Oleh karena ketidakpastian yang cukup tinggi antara dua orang asing yang mengobrol, maka mereka mulai dengan pembicaraan yang ringan dan tidak secara nyata membuka diri. Keintiman dari isi komunikasi mereka sangat rendah, maka ketidakpastian mereka akan sangat tinggi. Aksioma keempat ini menyatakan bahwa jika mereka terus mengurangi ketidakpastian maka derajat tingkat keintiman akan menjadi lebih tinggi. Berger (1979) menyatakan bahwa selama proses pembukaan diri ini, para partisipan harus menilai integritas dari keterbukaan itu.

Axiom 5

High levels of uncertainty produce high rates of reciprocity. Low levels of uncertainty produce low levels of reciprocity. A positive relationship is advanced here.

Ketidakpastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat resiprositas yang rendah pula. Hubungan yang positif terjadi di sini.

Selama dua orang asing atau lebih bertemu merasakan ketidakpastian mengenai satu sama lain, mereka akan cenderung untuk menerima perilaku masing-masing. Resiprositas (reciprocity) menyatakan bahwa jika seseorang memberikan sedikit detail personal, lainnya akan melakukan hal yang sama. Makin banyak orang berbicara satu sama lain dan mengembangkan hubungan mereka, makin mereka percaya bahwa resiprositas akan terjadi suatu titik tertentu.

Axiom 6

Similarities between people reduce uncertainty, whereas dissimilarities increase uncertainty. This axiom asserts a negative relationship.

Kemiripan di antara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menyatakan sebuah hubungan yang negatif.

Ketika orang asing saling bertemu dan ternyata mereka satu tempat kerja, mereka mungkin mempunyai kesamaan yang mengurangi beberapa ketidakpastian mengenai satu sama lain secara cepat. Akan tetapi, ketidakmiripan yang mereka miliki akan memengaruhi tingkat ketidakpastian mereka.

Axiom 7

Increases in uncertainty level produce decreases in liking; decreases in uncertainty produce increases in liking. Another negative relationship is posited in this axiom.

Peningkatan tingkat ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan; penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. Lagi-lagi hubungan negatif diperlihatkan oleh aksioma ini.

Ketika dua orang berusaha menghilangkan ketidakpastian, mereka akan meningkatkan kesukaan mereka satu dengan yang lainnya. Jika terus merasakan ketidakpastian yang tinggi kemungkinan mereka tidak saling menyukai.

 

KONSEP UTAMA                HUBUNGAN                        KONSEP YANG BERHUBUNGAN

Ketidakpastian                 Negatif                           Komunikasi verbal

Ketidakpastian                 Negatif                           Ekspresi afiliatif nonverbal

Ketidakpastian                 Positif                             Pencarian informasi

Ketidakpastian                 Negatif                           Tingkat keintiman komunikasi

Ketidakpastian                 Positif                             Resiprositas

Ketidakpastian                 Negatif                           Kesamaan

Ketidakpastian                 Negatif                           Kesukaan

 

Teorema

Berdasarkan aksioma-aksioma di atas, Berger dan Calabrese menawarkan sejumlah teorema (theorems), atau perrnyataanbteoritis. Teorema itu berjumlah 21 yaitu :

 

  • Theorem 1: The amount of talking and nonverbal communicative expressions are positively related. (Jumlah berbicara dan komunikatif ekspresi nonverbal secara positif terkait)
  • Theorem 2: The amount of communication and its intimacy level is positively related. (Jumlah komunikasi dan tingkat keintiman positif terkait)
  • Theorem 3: Time spent in interaction and questions posed are inversely related. (Jumlah komunikasi dan tingkat keintiman positif terkait).
  • Theorem 4: Time spent communicating and instance of symmetric exchanges are inversely related. (Komunikasi verbal dan Resiprositas secara positif terkait)
  • Theorem 5: The amount of communication and liking are positively related. (Komunikasi verbal dan kemiripan secara positif terkait)
  • Theorem 6: The amount of communication and personal similarity are positively related. (Komunikasi verbal dan kesukaan secara positif terkait)
  • Theorem 7: Nonverbal expressions and intimacy level of conversation are positively related. (Ekspresi afiliatif nonverbal secara positif terkait dengan pencarian informasi)
  • Theorem 8: Nonverbal expressions and information seeking are inversely related. (Ekspresi afiliatif nonverbal secara positif terkait dengan tingkat keintiman komunikasi)
  • Theorem 9: Nonverbal expressions and instance of symmetrical exchange are inversely related. (Ekspresi afiliatif nonverbal secara positif terkait dengan resiprositas)
  • Theorem 10: Nonverbal expressions and liking are positively related. (Ekspresi afiliatif nonverbal secara positif terkait dengan kemiripan)
  • Theorem 11: Nonverbal expressions and similarity are positively related. (Ekspresi afiliatif nonverbal secara positif terkait dengan kesukaan)
  • Theorem 12: The level of communication intimacy and information seeking are inversely related. (Pencarian informasi secara positif terkait dengan tingkat keintiman komunikasi)
  • Theorem 13: The level of communication intimacy and instance of symmetrical exchange are inversely related. (Pencarian informasi secara positif terkait dengan resiprositas)
  • Theorem 14: The level of communication intimacy and liking are positively related.( Pencarian informasi secara positif terkait dengan kemiripan)
  • Theorem 15: The level of communication intimacy and similarity are positively related. (Pencarian informasi secara positif terkait dengan kesukaan)
  • Theorem 16: Posing questions and symmetrical exchanges are positively related. (Tingkat keintiman secara positif terkait dengan resiprosita)
  • Theorem 17: Posing questions and liking are negatively related. (Tingkat keintiman secara positif terkait dengan kemiripan)
  • Theorem 18: Posing questions and similarity are negatively related. (Tingkat keintiman secara positif terkait dengan kesukaan)
  • Theorem 19: Instance of symmetrical exchange and liking are negatively related. (Resiprositas dan kemiripan secara positif terkait)
  • Theorem 20: Instance of symmetrical exchange and similarity are negatively related. (Resiprositas dan kesukaan secara positif terkait)
  • Theorem 21: Similarity and liking are positively related. (Kemiripan dan kesukaan secara positif terkait)

 

Model

Uncertainty Reduction Model

Conseptual Model

 

Menurut Berger dan Calabrese terdapat tiga tahapan orang memulai interaksi yaitu :

  1. Entry Phase : Dalam tahap ini biasanya komunikasi hanya meliputi hal-hal umum saja seperti nama, jenis kelamin, usia, status dan hal demographis lainnya. Dalam tahap ini langkah yang ditempuh sebagian besar bersifat normatif dan dikendalikan oleh aturan-aturan komunikasi.
  2. Personal Phase : Tahap ini komunikasi berlangsung lebih akrab dan berbagi mengenai keyakinan, pendapat, nilai dan lebih banyak data pribadi. Fase ini mulai kurang dibatasi oleh aturan dan norma komunikasi
  3. Exit Phase : Di fase ini umumnya setelah komunikator mendapatkan data-data yang ada dapat memilih untuk melanjutkan komunikasi atau memutuskan untuk menyudahinya

 

Sumber:

Griffin Emory A. 2003. A First Look at Communication Theory. Singapore: McGraw-Hill.

Wood, Julia T. (1997). Communication in Our Lives. Belmont CA: Wadsworth P C.

Littlejohn, Stephen W. 2005. Theories of Human Communication. Belmont, California: Thomson Wadsworth Publishing Company.

 

Leave a comment